Rabu, 22 Desember 2010

The Magic of Motivation

Oleh AHMAD JAKI

Pada awal abad Sembilan belas, seorang pemuda di London sangat ingin menjadi penulis. Namun segalanya kelihatannya menentang keinginannya. Dia hanya mampu duduk di sekolah empat tahun. Ayahnya masuk penjara karena tak sanggup membayar hutangnya, dan pemuda ini sudah sering mengalami sakitnya kelaparan. Akhirnya dia mendapatkan pekerjaan menempelkan label pada botol di gudang yang banyak tikusnya, dan dia tidur pada malam harinya di loteng yang suram.

Semua orang menertawakan cita-citanya menjadi penulis. Keinginannya itu tak ubahnya seperti pangeran kodok yang ingin menikahi seorang puteri. Karena itulah, rasa percaya diri tentang kemampuannya dalam menulis amatlah sedikit. Sampai-sampai dia harus menyelinap dan mengirimkan naskah pertamanya pada tengah malam, supaya tak seorang pun menertawakanya. Naskah demi naskah ditolak. Tapi ia tak putus asa hingga datanglah hari besar itu, ketika salah satu ceritanya diterbitkan. Benar, dia tidak dibayar sepeserpun untuk itu, namun seorang editor telah memotivasinya. Hatinya begitu tergetar sehingga ia tidak tahan dan berjalan-jalan ke luar tanpa tujuan, di jalan-jalan London, dengan air mata bahagian yang mengalir di pipinya.
Pujian, penghargaan itu, yang diterimanya melalui satu cerita yang diterbitkannya itu telah mengubah seluruh hidupnya. Di saat semua manusia meremehkannya, seorang editor memberikan dorongat semangat untuk terus berkraya. Dorongan itu ibarat tongkat sihir yang merubahnya dari seorang anak gembel tukang merekatkan label botol menjadi seorang penulis termashur di dunia. Tahukah Anda siapa dia? Mungkin Anda kenal Charles Dickens, itulah dia.
Kisah di atas hanya satu contoh kasus dari banyak kasus yang mengajarkan bahwa motivasi mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Seseorang yang cacat, bisa berlari kencang hanya dengan dorongan motivasi. Kemampuan akan menjadi layu karena kritik, namun kemampuan akan berkembang di bawah dorongan.
Daya magis motivasi juga telah merobah seorang pemuda penjaga toko menjadi seorang sastrawan kenamaan dunia. Saat kecil ia mencari uang dengan menjadi pelayan di took bahan tekstik di London. Ia harus bangun jam 5 pagi, menyapu took, dan bekerja keras selama 14 jam sehari. Ini adalah pekerjaan yang sungguh membosankan dan dia benar-benar membencinya. Setelah dua tahun, ia tidak tahan lagi, maka dia bangun pada suatu pagi, berjalan sejauh 15 mil untuk berbicara dengan ibunya, yang bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Dia kalut. Dia memohon kepada ibunya. Dia meratap. Dia akan bersumpah bunuh diri kalau dia harus tetap tinggal di toko itu lebih lama lagi. Kemudian ia menulis surat panjang, sangat menyedihkan, kepada kepala sekolahnya yang lama, menyampaikan bahwa dia patah semangat, dia tidak ingin hidup lagi.
Kepala sekolahnya yang lama itu memberinya sedikit dorongan dan meyakinkannya bahwa dia sebenarnya sangat cerdas dan cocok untuk hal-hal yang lebih baik dari sekedar sebagai penjaga took. Kemudian kepala sekolah itu menawarkan pekerjaan kepadanya sebagai guru.
Dorongan itu mengubah masa depan pemuda itu dan menghasilkan kesan abadi dalam sejarah sastra Inggris. Karena pemuda it terus menulis dalam jumlah yang tak terhitung. Buku-bukunya laku keras, dan menghasilkan jutaan dolar melalui penanya. Dia adalah H.G. Wells.
Itulah motivasi. Kekuatannya bisa menaikan semangat manusia ke tingkat paling tinggi. Dan jika manusia sudah bersemangat gunung pun bisa gemetar dan takluk, tapi jika hanya sibuk dengan angan-angan, sementara hati ciut, maka kecoak pun bisa menakutkan. Sepanjang sejarah, peradaban selalu berpihak pada mereka yang memiliki sikap mental luar biasa, bukan mereka yang sekedar cerdas saja.
Clarence M. Jones, salah seorang instruktur di Cincinnati, Ohio, menceritakan bagaimana Motivasi yang baik juga bisa mengubah seorang anaknya yang berusia 10 tahun, yang otaknya pernah dibelah untuk dioperasi namun kemudian ia bisa bangkit.
“Pada 1970 putera saya David, usianya 15 tahun saat itu, dating untuk tinggal bersama saya di Cincinnati. Dia telah menjalani kehidupan yang sulit. Pada tahun 1958, kepalanya harus dibuka karena kecelakaan mobil, operasi itu meninggalkan bekas yang sangat buruk di dahinya. Tahun 1960 ibunya dan saya bercerai dan dia pindah ke Dallas, Texas, tinggal bersama ibunya. Sampai dia berusia lima belas dia telah melewatkan sebagian besar tahun-tahun sekolahnya dalam kelas khusus untuk pelajar yang lamban. Barangkali karena bekas luka tersebut, administrator sekolah telah memutuskan bahwa dia mengalami cedera otak dan tidak bisa berfungsi pada level normal. Dia dua tahun ketinggalan dari kelompok usianya, jadi dia masih berada di kelas tujuh. Namun dia tidak menguasai table-tabel perkaliannya, dia hanya dapat menjumlah dengan jari-jarinya dan hampir tidak bisa membaca.
Ada satu hal positif dalam dirinya. Dia suka sekali mengutak-atik pesawat radio dan TV. Dia ingin menjadi teknisi TV. Saya mendorong minatnya ini, dan menunjukan bahwa dia membutuhkan matematika untuk mengikuti pelatihan tersebut. Saya memutuskan untuk membantunya menjadi ahli dalam bidang ini. Kami menyiapkan empat set kartu: perkalian, penjumlahan, pembagian dan pengurangan. Sementara kami menelusuri kartu-kartu itu, kami menaruh jawaban yang benar dalam tumpukan buangan. Ketika David membuat kesalahan, saya akan memberinya jawaban yang benar, kemudian menaruh kartu itu dalam tumpukan ulangan sampai tidak ada lagi kartu yang tersisa. Setiap malam kami menghitung waktu latihan ini dengan stop watch. Saya menjanjikannya, kalau pada saat dia bisa memperoleh semua kartu itu dengan benar dalam waktu delapan menit tanpa ada jawaban yang salah, kami akan berhenti mengerjakan latihan ini setiap malam. Ini kelihatannya seperti prestasi yang tidak mungkin bagi David. Pada malam pertama, dia memerlukan waktu 52 menit, malam kedua, 48 menit, kemudian 45, 44, 41, kemudian di bawah 40 menit. Kami merayakan setiap menurunan ini. Saya memanggil istri saya, dan kami berdua memeluknya dan kami semua sangat senang. Pada akhir bulan itu dia mengerjakan semua kartu itu dengan sempurna dalam waktu kurang dari delapan menit. Tatkala dia membuat peningkatan kecil dia akan minta mengerjakannya lagi. Dia telah mendapatkan penemuan fantastis bahwa belajar adalah hal mudah dan menyenangkan.
Suatu hari, guru David menugaskannya membuat pameran sains di sekolahnya. David membuat rancangan efek pengungkit. Untuk rancangan ini diperlukan tidak hanya kemampuan menggambar tapi juga matematika terapan. Pameran itu mendapat hadia pertama dalam perlombaan sains sekolah, dan diikutsertakan dalam kompetisi seluruh sekolah dimana ia memenangkan juara ketiga untuk seluruh kota Cincinnati.
Seoarng anak lelaki yang telah gagal naik kelas dua kali, yang mulanya diberitahu bahwa dia cedera otak, dan dikatakan bahwa otaknya pasti telah bocor sebab luka di kepalanya. Tiba-tiba dengan motivasi yang diberikan orang tuanya, dia menemukan bahwa dia benar-benar dapat belajar dan akhirnya mencapai segala sesuatunya.
Tiga kisah di atas semoga bisa menginspirasi kita betapa pentingnya motivasi bagi kemajuan berprstasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting